Banyak dikalangan pelajar dari sekian banyak mata pelajaran yang paling ditakuti adalah MATEMATIKA. Padahal matematika adalah pelajaran yang mengasyikkan dan menyenangkan. Namun banyak sekali pelajar yang takut dengan mata pelajaran ini.
Fenomena yang sering kita lihat adalah saat mendekati Ujian Nasional banyak sekali pelajar yang takut kalau nilai matematikanya tidak lulus. Banyak faktor yang menyebabkan anak tersebut mendapatkan nilai dibawah standar kelulusan. Faktor tersebut bisa berasal dari diri sendiri dan dari guru yang mengajar.
Faktor yang berasal dari diri sendiri, misalnya :
1. Takut terhadap guru
2. Mengobrol dengan teman sebangku
3. Bermain-main saat pelajaran (bermain hp, chattingan, dan SMSan)
4. Kurang berkonsentrasi
5. Tertidur/tidur saat pelajaran berlangsung
Sedangkan faktor yang berasal dari guru adalah :
1. Cara mengajar banyak menggunakan metode ceramah
2. Kebanyakan guru tidak mengawali pembelajaran dengan mengambil benda di sekitar sebagai media pembelajaran mengakibatkan proses pembelajaran di kelas kurang bermakna
3. Dalam memberikan materi, guru cenderung monoton
4. Guru kurang interaktif (menerangkan terus tanpa mengetahui kondisi siswa)
Pembelajaran matematika di sekolah selama ini kurang menarik minat siswa mempelajari matematika. Guru cenderung mengajar matematika secara prosedural yang hanya memberikan siswa kemampuan menjawab soal-soal latihan rutin. Soal-soal latihan jenis ini bisa dijawab siswa hanya dengan mengaplikasikan teknik-teknik yang sudah diajarkan di kelas dan sering hanya melibatkan kegiatan hitung-menghitung. Proses pembelajaran seperti itu selain mengurangi minat siswa mempelajari matematika, juga menyebabkan rendahnya kualitas hasil belajar matematika.
Dari berbagai faktor penyebab di atas, pastilah memiliki solusi untuk guru dan siswa dari permasalahan-permasalahan tersebut, yaitu :
Dengan Metode-Metode
1. Metode Penemuan Terbimbing
Secara sederhana, peran siswa dan guru dalam metode penemuan terbimbing ini digambarkan sebagai berikut :
- Pada penemuan terbimbing banyak bimbingan, peran guru adalah menyatakan persoalan, sedangkan peran siswa menemukan pemecahan.
- Pada penemuan terbimbing sedikit bimbingan, peran guru adalah menyatakan persoalan dan memberikan bimbingan, sedangkan peran siswa mengikuti petunjuk dan menemukan penyeslesain.
2. Metode Pembelajaran Kooperatif
Dengan penempatan beberapa siswa dalam kelompok memberikan mereka sebuah atau beberapa tugas.
3. Metode Missouri Mathematics Project (MMP)
Dengan urutan langkah sebagai berikut (Winarno, 2000) :
- Langkah 1 yaitu review (meninjau ulang pelajaran yang lalu, mambahas PR)
- Langkah 2 yaitu pengembangan (diskusi)
- Langkah 3 yaitu latihan terkontrol (siswa merespon soal, guru mengamati)
- Langkah 4 yaitu seatwork (siswa bekerja sendiri untuk latihan)
- Langkah 5 yaitu PR (tugas PR)
4. Metode Pengajaran Langsung
Muhammad Nur (2001) menyebutkan bahwa pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif, yang dapat diajarkan dengan pola se-langkah demi se-langkah.
Bila Raja dan Presiden bermatematika ria ?
Tahukah Anda bahwa seorang raja atau presiden juga mengenal dan mempelajari matematika, bahkan tidak sedikit dari mereka adalah seorang matematikawan ?
Sebagai contoh pembuka, kita kenalkan Ulugh Beg ( 1393-1449 ). Tak banyak orang mengenalnya, tetapi bagi sejarawan, tokoh ini tidak asing lagi. Dialah cucu dari Timur-I-Leng(Tamerlane), penguasa dan penakluk dari Mongol yang kekuasaannya melebar dari Turki Selatan hingga ke dataran Cina. Ulugh Beg sendiri seorang muslim setelah ayahnya, Shah Rukh, masuk Islam sepeninggal Timur-I-Leng. Pada saat Ulugh Beg menjadi penguasa (raja), ia membangun pusat kekuasaan sekaligus pusat ilmu di Samarkand. Ia mengundang ahli matematika, Al-Kashi (penemu notasi desimal) dan Qadi Zada. Salah satu kontribusi matematikanya antara lain perhitungan yang amat teliti (menurut ukuran jamannya) mengenai table trigonometri. Nilai sin 1o diperoleh Ulugh Beg dengan menunjukkannya sebagai solusi dari suatu persamaan kubik (pangkat tiga) yang diselesaikannya dengan metode numerik. Ia memperoleh bahwa :
Sin 1o=0,017452406437283571
Bandingkan dengan nilai sebenarnya !
(sin 1o=0, 017452406437283512820..)
Tips belajar matematika dengan teknik “TUKUL Learning”
a) Tertarik
Tahapan yang diawali dengan ketertarikan terhadap guru. Seperti apapun guru menyampaikan, usahakan kita menyukainya.
b) Usaha
Sesuatu yang menarik akan tercapai dan terwujud jika dengan usaha yang keras dan konsentrasi. Tanamkan dalam diri kita bahwa usaha dan ikhtiar pasti didengar, dilihat dan dikabulkan oleh Allah SWT.
c) Kolaborasi
Kolaborasi secara aktif dilakukan dengan belajar dan berdiskusi dengan teman yang lebih pandai dari kita, akan menambah ilmu dan wawasan selain ilmu yang disampaikan oleh guru atau dengan istilah ngetrennya “TUTOR SEBAYA”.
d) Ulangi
Mengulang kembali pengetahuan yang baru diperolehnya dengan menyebutkan kembali konsep, mengisi daftar isian, tes tertulis atau lisan dan sejenisnya, dengan satu atau lebih dari 8 tipe kecerdasan yang berbeda. Hasil pengulangan yang diungkapkan atau dinyatakan secara tertulis dapat dilakukan dengan presentasi.
8 tipe kecerdasan menurut Howard Gardner dan Thomas Amstrong :
1. Linguistik
2. Logis matematis
3. Spasial
4. Kinestetik jasmani
5. Musikal
6. interpersonal
7. Intrapersonal
8. Naturalis
e) Lindungi
Informasi atau pengetahuan baru yang ditemukan atau diperoleh hendaknya perlu disimpan dengan aman dan diberi label legalitas yang sah dengan tujuan untuk memudahkan mengingat kembali pengetahuan atau informasi tersebut, misal dengan memberi nama singkatan yang unik.
Berdasarkan tips dan sedikit cerita di atas, silahkan mencoba pembelajaran matematika dengan teknik “TUKUL Learning” guna meningkatkan efektifitas belajar matematika sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar matematika dengan gemilang… Selamat Mencoba and MATEMATIKA ?? SIAPA TAKUT !!