SOAL :
1. Jelaskan peristiwa linggarjati dan apa latar
belakangnya !
2.
Jelaskan
sebab-sebab pelaksanaan agresi militer belanda I !
3.
Jelaskan
bagaimana terjadinya peristiwa/ perjanjian renvile!
4.
Jelaskan latar
belakang pelaksanaan agresi militer belanda II !
5.
Jelaskan
sebab-sebab dibentuknya PDRI!
JAWAB :
1. - Peristiwa
: Perundingan antara Indonesia dan Belanda di Linggarjati, Jawa Barat
yang menghasilkan persetujuan mengenai status kemerdekaan Indonesia. Hasil
perundingan ini ditandatangani di Istana
Merdeka Jakarta
pada 15
November 1946
dan diratifikasi kedua negara pada 25 Maret 1947.
-
Latar belakang :
Masuknya AFNEI yang diboncengi NICA ke Indonesia
karena Jepang
menetapkan status quo di Indonesia
menyebabkan terjadinya konflik antara Indonesia dengan Belanda, seperti
contohnya Peristiwa 10 November, selain itu pemerintah Inggris menjadi
penanggung jawab untuk menyelesaikan konflik politik dan militer di Asia, oleh sebab itu, Sir Archibald Clark
Kerr, diplomat Inggris, mengundang Indonesia dan Belanda untuk berunding di
Hooge Veluwe, namun
perundingan tersebut gagal karena Indonesia meminta Belanda mengakui
kedaulatannya atas Jawa,
Sumatera dan
Madura,
namun Belanda hanya mau mengakui Indonesia atas Jawa dan Madura saja.
2. Sebab-sebab pelaksanaan agresi militer 1 adalah Pada tanggal 27 Mei
1947, Belanda
mengirimkan Nota Ultimatum, yang harus dijawab dalam 14 hari. Perdana
Menteri Sjahrir menyatakan kesediaan untuk mengakui kedaulatan Belanda
selama masa peralihan, tetapi menolak gendarmerie bersama. Jawaban ini
mendapatkan reaksi keras dari kalangan parpol-parpol di Republik. Ketika
jawaban yang memuaskan tidak kunjung tiba, Belanda terus "mengembalikan ketertiban"
dengan "tindakan kepolisian". Pada tanggal 20 Juli
1947 tengah malam
(tepatnya 21 Juli
1947) mulailah pihak Belanda
melancarkan 'aksi polisionil' mereka yang pertama.
3. Terjadinya peristiwa perjanjian Renville :
Tanggal
17 Januari
1948 berlangsung
konferensi di atas kapal perang Amerika Serikat, Renville, ternyata
menghasilkan persetujuan lain, yang bisa diterima oleh yang kedua belah pihak
yang berselisih. Akan terjadi perdamaian yang mempersiapkan berdirinya zone
demiliterisasi Indonesia Serikat akan didirikan, tetapi atas garis yang berbeda
dari persetujuan Linggarjati, karena plebisit akan diadakan untuk menentukan
apakah berbagai kelompok di pulau-pulau besar ingin bergabung dengan Republik
atau beberapa bagian dari federasi yang direncanakan Kedaulatan Belanda akan
tetap atas Indonesia sampai diserahkan pada Indonesia Serikat.
4. Latar belakang agresi militer Belanda II terjadi
karena Belanda masih ingin menguasai Indonesia dan berusaha untuk mengingkari
perjanjian Renville dan pada tanggal 18
Desember 1948 Belanda mengeluarkan surat pernyataan bahwa Belanda tidak terikat
lagi dengan persetujuan gencatan perang Renville. Tetapi surat pernyataan
tersebut tidak dapat disampaikan ke pemerintahan pusat di Yogyakarta sebab
dilarang oleh Belanda.
5. Sebab-sebab dibentuknya PDRI : Pada tanggal 19 Desember 1948 sebelum pemerintah Indonesia ditawan maka
mengadakan rapat di Gedung Negara Yogyakarta yang menghasilkan kesepakatan
sebagai berikut.
A.
Memberi kuasa penuh kepada Mr. Syarifuddin
Prawiranegara (Menteri Kemakmuran RI) untuk membentuk PDRI di Sumatera.
B.
Kepada A.A Maramis, L.N Palar, dan Soedarsono
diperintahkan untuk membentuk PDRI di India bila Mr. Syarifuddin Prawiranegara
gagal di Sumatera.
C.
Presiden, wakil presiden, dan petinggi lainnya
akan tinggal di ibu kota dengan resiko ditawan oleh Belanda tetapi tetap
berdekatan dengan KTN.
Sesuai dengan
instruksi Presiden untuk membentuk pemerintahan darurat jika pemerintah
Republik Indonesia di Yogyakarta tidak dapat berfungsi lagi maka dibentuklah
PDRI yang berkedudukan di Bukittinggi, Sumatra Barat. Dimana Perdana Mentri
merangkap menteri pertahanan dan penerangan dijabat oleh Syafruddin
Prawiranegara. Sementara itu, Menteri Luar Negeri dijabat oleh A.A Maramis.
PDRI berhasil
menunjukkan kepada dunia internasional bahwa pemerintah Indonesia masih ada.
Pada tanggal 23 Desember 1948, PDRI memberikan instruksi lewat radio kepada
wakil Indonesia di PBB. Isinya, pihak Indonesia bersedia menghentikan
tembak-menembak dan berunding dengan Belanda. Tindakan ini berhasil mengangkat
wibawa Indonesia sekaligus mengundang simpati dunia internasional.
0 komentar:
Posting Komentar