Contoh Pengelolaan Destinasi Pariwisata di Indonesia dan Luar Negeri yang Mengalami Rejuvenation yang artinya mengalami peremajaan/pembaharuan kembali untuk meningkatkan wisatawan


PURWANI RAMADHANI WULANSARI
KEPARIWISATAAN A
12/337718/SV/02335

TUGAS PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN PARIWISATA
A.   Contoh Pengelolaan Destinasi Pariwisata di Indonesia dan Luar Negeri yang Mengalami Rejuvenation yang artinya mengalami peremajaan/pembaharuan kembali untuk meningkatkan wisatawan :
1.    Indonesia
BERSEMI KEMBALI DI MEKARSARI
Suasana di toko buah Taman Buah Mekarsari, Cileungsi, Kabupaten Bogor, saat peluncuran kembali setelah renovasi kawasan dan peremajaan tanaman, Sabtu (15/2/2014). (Ambrosius Harto/KOMPAS)
Pohon-pohon buah dan bunga ibarat bersemi kembali di Taman Buah Mekarsari, Jalan Raya Cileungsi-Jonggol, Kabupaten Bogor, yang beroperasi kembali pada Sabtu (15/2). Taman yang menyimpan banyak koleksi buah ini baru selesai diperbaiki dan disempurnakan.
Pengelola Taman Buah Mekarsari, PT Mekar Unggul Sari, menutup kawasan wisata ini sejak 5 Agustus 2013. Penutupan itu untuk perbaikan dan penyempurnaan prasarana dan sarana, peremajaan tanaman koleksi, dan pembangunan wahana baru. Namun, semua kegiatan itu belum selesai.
Belum ada wahana baru yang bisa dinikmati. Bahkan, paket kegiatan kemah keluarga(family camp), tur tanam padi (paddy village tour), keliling kebun (green land tour), dan jelajah tanam (smart cultivation) belum ditawarkan kembali.
Kendala yang dihadapi pengelola dan pengunjung pun belum berubah. Meskipun berada hanya 20 kilometer dari simpang susun Cawang di Ibu Kota, Mekarsari cukup sulit dijangkau. Jalan Raya Cileungsi-Jonggol kurang lebar, rusak, dan macet. Kemacetan sering menggila di jalur tersebut, apalagi pada akhir pekan dan hari libur saat warga ramai mengunjungi obyek wisata.
Jika tidak ada perbaikan dan rekayasa agar lalu lintas lancar, jalur ini sangat tidak nyaman untuk dilalui peminat Mekarsari.
Namun, kalau sudah tiba di Mekarsari, tampaknya lara itu akan terobati. Saat ini, sejumlah varietas tanaman sedang berbuah dan siap dipanen. Yang bisa dipetik, dibeli, dan dinikmati di lokasi atau di rumah antara lain durian jenis elai, mas, dan matahari. Ada juga nangka-cempedak atau nangkadak, salak jenis arnis, melon jenis golden dan glamor, belimbing, kelengkeng, rambutan, kepel, aki, srikaya, dan sirsak.
Di kebun belimbing, kios penjualan buah hasil panen dipercantik. Toilet dan tempat cuci tangan pun baru. Kondisi serupa terjadi di kebun salak dan kebun melon.
Sejumlah varietas tanaman buah sudah selesai diremajakan. Tanaman dipangkas kemudian sambung pucuk. Cara ini akan memaksimalkan hasil panen. Tidak ada tanaman yang dicabut dan dibuang kecuali untuk jenis melon.
Sejumlah perubahan fisik sudah selesai. Ada penanda lanskap bertuliskan Mekarsari dan berlatar warna pelangi di dekat gerbang masuk baru yang terintegrasi dengan Water Kingdom di sampingnya.
Kawasan parkir yang dulu tanah berumput sudah menjadi lapangan konblok dengan penanda garis dan rambu tempat parkir bus dan truk, mobil, atau sepeda motor. Tidak perlu lagi khawatir becek dan berlumpur ketika turun dari kendaraan dan naik kendaraan jika hujan turun.
Perombakan dan pembangunan gedung pusat informasi sudah selesai. Di sampingnya, warung atau stan yang dulu bangunan semipermanen berganti rumah beton yang masing-masing berbentuk durian, nanas, pir, jeruk, dan anggur.
Sistem tiket berubah dari manual ke elektronik. Untuk masuk Mekarsari, pengunjung dikenai biaya Rp 25.000. Biaya itu terdiri dari Rp 15.000 untuk masuk kawasan dan Rp 10.000 untuk gelang RFID. Di dalam gelang, saldo masih nol tetapi bisa ditambah untuk pembayaran masuk wahana, bahkan berbelanja selama di lokasi. Dengan sistem elektronik, pengunjung tidak terbebani selalu mengantre membeli karcis untuk menikmati setiap wahana.
Gelang dari karet dan berkomponen komputer itu bisa dibawa pulang untuk dipakai kembali saat kedatangan selanjutnya. Jika tidak ingin membawa pulang gelang, pengunjung bisa memberikan kepada pengelola sekaligus mengambil uang senilai saldo tersisa.
Yang pernah ke Mekarsari mungkin tidak lupa dengan pelbagai wahana yang ada dan pernah dinikmati. Pengelola menjanjikan segera membangun wahana baru, yakni hutan misteri, rumah semut, dan kampung sawah. Untuk itu, jika datang di saat-saat sekarang, pengunjung masih bisa bernostalgia dengan wahana dan paket wisata yang ada.
Yang ingin capek tetapi sehat bisa berkeliling dengan meminjam sepeda atau berjalan. Mampirlah di taman-taman atau satuan lanskap yang indah dan abadikan diri dengan memotret. Di Mekarsari ada taman air terjun, air, ziarah, labirin, taman mediterania, oasis, lotus, paradiso, dan konservasi rusa.
Mengunjungi dan berbelanja di kebun buah naik kereta keliling bertarif Rp 10.000 per orang. Di arena anak, permainan beroperasi dengan koin bertarif Rp 6.000 per keping. Cobalah juga memacu adrenalin di kompleks outbond bertarif Rp 35.000 per anak dan bertarif Rp 75.000 per dewasa.
Jika ingin santai, nikmatilah suasana danau dengan perahu naga bertarif Rp 15.000 per orang, dengan gelembung floating donut bertarif Rp 20.000 per orang, dengan sepeda air Rp 20.000 per orang, dan dengan perahu cepat berbentuk pisang Rp 25.000 per orang.
Kalau berada di Mekarsari beberapa jam masih kurang, cobalah menginap. Misalnya, di The Cabin atau kontainer ukuran 20 feet di tepi danau. Pilihan lain, menginap di Rumah Pohon Leo di antara tajuk-tajuk pohon rindang dan di samping taman mediterania dan taman oasis. Paket kegiatan selain menginap adalah keliling kebun buah, outbond, dan berkuda.
Jangan lupa, gedung The Pongo Show juga masih beroperasi. Di sini ada beberapa tontonan dan pertunjukan. Tarif yang dikenakan Rp 20.000 per orang saat akhir pekan dan hari libur serta Rp 15.000 per orang saat hari kerja. Sebelum pulang, mungkin tidak salah jika membeli cenderamata atau produk buah sebagai oleh-oleh bagi kerabat, kenalan, atau sahabat. Di kios cenderamata dijual topi, pernak-pernik, tas, kaus, baju, dan boneka dengan logo atau bentuk khas Mekarsari. Di kios buah tentu ada buah-buah segar berikut produk turunan berupa kudapan, yakni jus, selai, dan keripik.
Retno Dwihastuti, General Manager PT Mekar Unggul Sari, saat pembukaan kembali Mekarsari, mengatakan, segala perbaikan bertujuan untuk mempercantik kawasan agar lebih banyak pengunjung yang berminat datang.
Tahun ini, pengelola berambisi menarik 1 juta pengunjung. Tahun lalu, Mekarsari dikunjungi 350.000 orang. Padahal, data dari pengelola, jumlah pengunjung kurun 2007-2012 secara berturut-turut ialah 1,44 juta orang, 1,658 juta orang, 1,513 juta orang, 1,315 juta orang, 1,187 juta orang, dan 1,205 juta orang.
Mekarsari dibangun atas prakarsa Siti Hartinah Soeharto (alm) dan menjadi salah satu kawasan wisata sekaligus pusat pelestarian ragam hayati buah-buahan tropika terbesar di dunia, khususnya buah-buahan unggul dari seluruh Indonesia. Di sini juga merupakan tempat penelitian budidaya, pemuliaan, dan perbanyakan bibit unggul untuk kemudian disebarluaskan.
Total luas Mekarsari 264 hektar dengan 27 hektar di antaranya telaga. Di sini ada 1.470 varietas tanaman buah, terutama tropis, dengan koleksi 100.000 pohon. Dengan kekhasan berupa koleksi tanaman buah, rasanya tidak berlebihan jika Mekarsari masih menarik untuk dikunjungi.
 (Ambrosius Harto Manumoyoso/Kompas)

2.    Luar Negeri
Bugis Street, yang terdapat di negara-kota Singapura, terkenal secara internasional dari tahun 1950 hingga tahun 1980 yaitu kegiatan malam hari di mana yang terkenal kumpulan waria berpakaian parade flamboyan  yang menarik perhatian bule terutama pelaut dan personil militer pada saat mereka istirahat & relax. Hal ini menjadikan sebuah fenomena yang membuatnya menjadi salah satu tujuan utama wisata Singapura selama periode itu. Dan pada waktu itu di malam hari seluruh tepi jalan banyak pedagang berdatangan dengan gerobak untuk  menawarkan berbagai pilihan barang-barang murah dan makanan jajanan, maka tempat ini juga dikenal sebagai Pasar Malam.
Pada pertengahan 1980-an, Bugis Street harus diratakan untuk membuat jalan transportasi Mass Rapid. Kios-kios jajanan jalan dan vendor harus direlokasi ke daerah lain di Singapura. Pada tahun 1988, sebagai bagian dari upaya melestarikan, Singapore Tourism Board kembali mengembangkan situs ikonik dan tempat-tempat wisata, maka Bugis Street diciptakan kembali.
Setelah mengalami pembaharuan hampir kurang lebih 600 toko, membuat Bugis Street menjadi kebanggaan dan disebut sebagai lokasi jalan perbelanjaan terbesar di Singapura. Dengan peningkatan saat ini, ditargetikan akan terdapat 800 toko pada pertengahan 2010. Di tengah jalan yang ramai, para pembeli dapat menemukan aneka jualan baju-baju, tas, sepatu, ikat pinggang, jam tangan, anting-anting, aksesoris perak, souvenir dan produk-produk lokal yang didesain unik lainnya. Mempertahankan identitas belanja jalanan, pembeli dapat melakukan keterampilan negosiasi tawar menawar harga, inilah keasyikan dan keunikan dari Bugis Street.
Harga-harga yang ditawarkan disini sangat bersahabat, tidak hanya saja banyak berjualan barang-barang, untuk makanan dan minuman pun banyak toko-toko menyediakannya. Kalau di Jakarta Indonesia rasa-rasanya seperti di ITC Mangga Dua, kita dapat berbelanja sambil jajan makanan dan minuman. Waktu tidak terasa bila kita jalan-jalan disini, karena banyak hal yang bisa dilihat. Bugis Street sangat banyak dikunjungi orang-orang dari berbagai negara. Bugis Street dapat diakses dengan mudah melalui MRT, bus dan taksi. Untuk menambah kenyamanan, tersedia lebih dari 1000 tempat parkir di sekitarnya

B.   Contoh Pengelolaan Destinasi Pariwisata di Indonesia dan Luar Negeri yang Mengalami Decline yang artinya penurunan karena wisatawan mulai bosan/ jenuh:
1.    Di Indonesia
Kunjungan wisatawan ke berbagai lokasi di Jawa Timur dalam sebulan ini diprediksi mengalami penurunan pasca terjadinya erupsi Gunung Kelud, karena tertutupkan akses transportasi massal seperti Bandara Internasional Juanda, Surabaya.
Pakar Wisata dari Universitas Brawijaya, Malang, A. Faidlal Rahman, SE. Par., M.Sc, Jumat (21/2) mengatakan, ditutupnya bandara menjadi faktor utama penghambat wisatawan untuk berkunjung ke Jatim.
"Jantung orang berwisata atau melakukan perjalanan wisata adalah transportasi, dan ketika tidak ada transportasi maka wisatawan tidak bisa melakukan perjalanan kemana-mana," katanya.
Ia menambahkan, adanya abu vulkanik yang melanda berbagai daerah juga menjadi faktor ketidaknyamanan wisatawan yang ingin berkunjung ke sejumlah tempat wisata di Jawa Timur, karena adanya abu vulkanik juga membawa ketakutan tersendiri pada wisatawan.
"Di Batu, sendiri hampir semua fasilitas umum terkena abu vulkanik. Ini yang membuat wisatawan merasa takut dan was-was akan hirupan abu vulkanik terhadap kesehatan,"katanya.
Oleh karena itu, Faid mengaku meletusnya gunung kelud menjadi musibah yang sangat serius bagi perkembangan pariwisata di Jawa Timur, terutama dari jumlah kunjungan yang menjadikan sektor pariwisata terhambat.
"Debunya semburan Gunung Kelud berpengaruh terhadap sejumlah obyek wisata yang mengandalkan alam, desa wisata, dan agro. Tempat wisata di Batu, seperti Selekta yang menawarkan kolam renang mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah akibat abu vulkanik,"katanya.
Selain tempat wisata, yang dirugikan lainnya adalah tingkat hunian hotel yang juga mengalami penurunan.
Sementara itu, Faid mengakui, kini kondisi sudah mulai membaik karena bandar udara Juanda Surabaya dan Abudarahman Saleh sudah mulai beroperasi.
"Dengan dibukanya bandar udara menjadi titik terang mulai membaiknya jatim sebagai sebuah destinasi pariwisata,"katanya menambahkan.
Berdasarkan catatan kunjungan wisata di Indonesia, Jatim menempati posisi ketiga setelah Bali dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Yogyakarta dan Jawa Tengah, keduanya mempunyai keunikan dan heritage dibandingkan Jatim yang menawarkan pengembangan pariwisata yang bersifat modern,"katanya.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan kunjungan wisata ke Jatim, Faid meminta agar industri pariwisata di Jatim ke depan lebih mengutamakan keberadaan transportasi massal, dan obyek wisata yang bersifat masal dan modern.
2.    Di Luar Negeri
Pemerintah Laos - salah satu dari sekian negara komunis yang tersisa - memulai melepas kontrol ekonomi dan mengizinkan berdirinya perusahaan swasta pada tahun 1986. Hasilnya, pertumbuhan ekonomi melesat dari sangat rendah menjadi rata-rata 6% per tahun periode 1988-2004 kecuali pada saat krisis finansial Asia yang dimulai pada 1997. Seperti negara berkembang umumnya, kota-kota besarlah yang paling banyak menikmati pertumbuhan ekonomi. Ekonomi di Vientiane, Luang Prabang, Pakxe, dan Savannakhet, mengalami pertumbuhan signifikan beberapa tahun terakhir.
Sebagian besar dari wilayahnya kekurangan infrastruktur memadai. Laos masih belum memiliki jaringan rel kereta api, meskipun adanya rencana membangun rel yang menghubungkan Vientiane dengan Thailand yang dikenal dengan Jembatan Persahabatan Thailand-Laos. Jalan-jalan besar yang meghubungkan pusat-pusat perkotaan, disebut Rute 13, telah diperbaiki secara besar-besaran beberapa tahun terakhir, namun desa-desa yang jauh dari jalan-jalan besar hanya dapat diakses melalui jalan tanah yang mungkin tidak dapat dilalui sepanjang tahun. Ada telekomunikasi internal dan eksternal yang terbatas, terutama lewat jalur kabel, namun penggunaan telepon genggam/handphone telah menyebar luas di pusat perkotaan. Listrik tidak tersedia di banyak daerah pedesaab atau hanya selama kurun waktu tertentu.


2 komentar: